Cara Menyiasati masa kritis pada Ayam Broiler

Tidak bisa kita pungkiri bahwa saat ini genetik ayam broiler telah berkembang sangat pesat. Bagaimana tidak, untuk mencapai berat badan 2 kg, ayam broiler hanya membutuhkan waktu pemeliharaan singkat, yaitu ± 35 hari. Maka dari itu, untuk mendukung potensi genetik tersebut, tentunya peternak wajib memenuhi semua kebutuhan ayam broiler dengan baik. Jika tidak, perkembangan potensi genetik tersebut tidak akan ada artinya.

Meski diciptakan dengan potensi genetik yang luar biasa, ayam broiler modern tetap memiliki kelemahan. Kelemahan itu antara lain pertumbuhan bulunya lambat atau bulunya sedikit, malas, mudah stres, dan sangat peka terhadap serangan bibit penyakit. Dan berbagai kelemahan itu nyatanya harus bisa diantisipasi oleh peternak dari awal pemeliharaan, terutama pada masa-masa kritis pemeliharaan.

Seputar Masa Kritis Pemeliharaan Broiler



Masa kritis ayam broiler adalah masa di mana ayam sedang dalam masa pertumbuhan yang sangat pesat. Kapan terjadinya? Masa kritis ini terjadi pada 2 minggu pertama pemeliharaan atau saat masa indukan anak ayam. Ibarat bayi yang baru lahir, ayam broiler pun butuh perawatan intensif. Ayam broiler yang sedang dalam masa kritis sangat penting untuk di-monitoring kondisinya setiap saat agar pertumbuhannya optimal.

Kenapa penting? Karena saat anak ayam (DOC, red) baru ditetaskan, sistem pencernaan dan kekebalannya belum berkembang sempurna dan ayam belum siap menghadapi perubahan suhu lingkungan. Namun ketika anak ayam mulai masuk masa kritis, sedikit demi sedikit saluran pencernaan, sistem kekebalan, sistem thermoregulasi (pengaturan suhu tubuh), dan bahkan kerangka tubuh ayam (DOC, red) akan mengalami perkembangan (Ravindran, 2003).

1) Sistem pencernaan

Ketika masih berada di dalam mesin tetas, sistem pencernaan anak ayam secara anatomi belum berkembang dan belum bisa berfungsi. Namun organ pencernaan tersebut (terutama proventrikulus, gizzard/empela dan usus halus) akan mengalami perubahan morfologi (organ pencernaan bertambah ukurannya) dan fisiologi (mulai diproduksinya berbagai enzim pencernaan), segera setelah anak ayam ditetaskan atau pada masa kritis. Organ pencernaan tersebut berkembang pesat, yaitu maksimal pada hari ke 4 – 6 dan mulai menurun pada hari ke 10 (Noy and Sklan, 1997). Perkembangan ukuran organ pencernaan serta enzim-enzim tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap metabolisme dan penyerapan nutrisi dari ransum untuk pertumbuhan dan pembentukan daging ayam broiler.

2) Sistem kekebalan tubuh

Selain sistem pencernaan, pada masa kritis juga terjadi perkembangan organ kekebalan (limfoid). Sebenarnya saat berada 18 hari di mesin tetas (hatchery), organ limfoid seperti limpa, bursa Fabricius, thymus, Peyer’s patches, dan organ limfoid lain telah berkembang. Berlanjut hingga lepas penetasan dan pada umur 1 minggu, perkembangannya sudah mencapai 70%. Hal yang perlu diperhatikan adalah, bila berat badan tidak mencapai standar maka perkembangan organ limfoid dapat terganggu. Perkembangan organ kekebalan ini sangat penting karena berpengaruh terhadap pembentukan antibodi dalam rangka melindungi ayam dari infeksi penyakit.

3) Sistem thermoregulasi tubuh

Anak ayam belum mampu mengatur suhu tubuhnya (bersifat poikilotermic) pada 5 hari pertama pemeliharaan dan belum bisa secara optimal mengatur suhu tubuhnya sendiri hingga umur 2 minggu (sampai tumbuh bulu). Sedangkan kita perlu ingat bahwa ayam sekarang pertumbuhan bulunya sangat lambat. Oleh karena itu, agar anak ayam dapat tumbuh dengan baik di masa kritis sangat bergantung pada penyediaan suhu yang nyaman dari pemanas.

4) Kerangka tubuh

Kerangka tubuh pada anak ayam juga akan berkembang seiring bertambahnya umur. Perkembangan rangka tersebut meliputi pertambahan massa, tebal, dan panjang tulang. Pembentukan kerangka tubuh yang optimal di masa kritis akan mampu menopang perkembangan organ lain, serta menekan terjadinya afkir yang diakibatkan oleh kelumpuhan atau cacat.

Dari penjelasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa masa kritis (2 minggu pemeliharaan) memang sangat penting diperhatikan peternak. Hal ini karena keberhasilan masa kritis akan berpengaruh terhadap keberhasilan pemeliharaan selanjutnya. Seperti pepatah menyebutkan, pondasi yang baik dan kuat akan menghasilkan konstruksi yang kokoh.

Kelalaian Saat Masa Kritis

Sebagaimana kita ketahui bahwa ayam broiler sekarang telah mengalami perbaikan genetik, tentu untuk memunculkan potensinya diperlukan perhatian ekstra. Meski demikian, kadang peternak tidak menyadari hal tersebut sehingga terjadi kelalaian, di antaranya:

1. Kandang belum siap saat penerimaan DOC (chick in)

Kondisi ini terjadi terutama jika masa istirahat (kosong kandang) yang diberlakukan terlalu singkat, sehingga peternak belum sempat melakukan pembersihan kandang atau peralatan secara menyeluruh. Jika hal ini terjadi, maka DOC tidak akan segera mendapat tempat tinggal yang nyaman.

2. Kandang indukan terlalu padat

Dengan alasan efisiensi, kandang indukan diisi dengan jumlah ayam melebihi kapasitas. Akibatnya terjadi persaingan antar anak ayam dalam mendapatkan makan, minum, dan udara bersih.

3. Ayam kepanasan atau kedinginan

Dengan anggapan bahwa anak ayam harus mendapat suhu hangat yang optimal, maka tak jarang peternak terus menerus menyalakan banyak pemanas meski anak ayam sudah agak besar. Alhasil anak ayam justru mengalami kepanasan dan stres. Kasus lain, yaitu kondisi kedinginan biasanya terjadi akibat peternak terlalu menghemat penggunaan pemanas. Misalnya kapasitas satu pemanas untuk menghangatkan 1.000 ekor anak ayam, namun digunakan untuk lebih dari 1.000 ekor.

4. Kandang pengap

Kasus lainnya, karena alasan takut kedinginan, ada peternak yang menutup tirai secara total tanpa memberikan celah ventilasi sama sekali. Padahal hal ini tidak baik karena udara bersih (oksigen, red) di dalam kandang akan berkurang dan udara kotor (karbondioksida, red) meningkat. Ditambah dengan manajemen litter yang tidak baik sehingga gas amonia ikut meningkat.

5. Tidak cek dan re-cek

Peternak akan mengetahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak ayam yang dipelihara berjalan optimal jika peternak rajin mengecek kondisi anak ayam. Apakah pemanas cukup, apakah feed intake (konsumsi) masuk, dll. Namun kadang hal-hal seperti ini masih dikesampingkan.

Cara Melewati Masa Kritis



Pertanyaan berikutnya adalah lantas bagaimana agar masa kritis anak ayam bisa dilewati dengan baik, sehingga target berat badan optimal dicapai? Jawabannya, ada 4 poin penting yang harus dilakukan, yaitu:

1. Manajemen brooding optimal

Sudah sering kita dengar bahwa kegagalan pemeliharaan ayam broiler pada fase brooding (masa kritis, red) akan mempersulit pencapaian produktivitas ayam pada fase pemeliharaan selanjutnya. Untuk mempersiapkan fase brooding yang baik, maka peternak perlu mempersiapkan kandang yang bersih dan nyaman terlebih dahulu sebelum chick in.

Pembersihan kandang harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari pencucian kandang, peralatan, pengeluaran litter dan feses, hingga pengapuran, dan desinfeksi. Lebih jelas terkait kegiatan pembersihan kandang bisa dilihat pada Tabel 1. Hal-hal yang perlu diingat terkait persiapan kandang adalah:

* Gunakan detergen saat pencucian kandang. Detergen bisa menghilangkan materi organik seperti sisa feses, lendir, atau darah ayam yang tertinggal. Hal ini perlu dilakukan karena materi organik merupakan tempat bersembunyi bibit penyakit. Selain itu, salah satu faktor penentu keberhasilan desinfeksi adalah tidak adanya materi organik.

* Feses dan litter yang sudah dikarungkan (pupuk kandang, red) harus sudah dikeluarkan dari lingkungan kandang saat DOC tiba. Tumpukan feses yang masih ada di lingkungan kandang bisa menjadi tempat tumbuh bibit penyakit, sehingga dikhawatirkan menjadi sumber penularan penyakit.

* Selain peralatan (tempat makan dan tempat minum), jangan lupa untuk menguras torn/bak penampung air. Hal ini untuk mencegah pertumbuhan biofilm, yang merupakan tempat tinggal berbagai bakteri seperti Escherichia coli penyebab colibacillosis.

* Terapkan masa istirahat kandang minimal 2 minggu setelah kandang bersih, bukan dari waktu panen. Jika waktu pencucian atau pembersihan kandang bisa dipersingkat, namun tidak untuk kosong kandang. Kosong kandang tetap harus berlangsung selama 2 minggu. Hal ini bertujuan memutus siklus hidup bibit penyakit di lingkungan kandang.

Setelah persiapan dan istirahat kandang selesai dilakukan, selanjutnya adalah pembuatan sekat (chick guard). Untuk membuat chick guard, peternak dianjurkan menggunakan seng dan dibentuk menjadi lingkaran atau elips. Bahan seng bisa menyerap sekaligus memantulkan panas dari pemanas ke anak ayam. Sedangkan tujuan dibentuk lingkaran atau elips agar anak ayam tidak berkumpul di bagian sudut/pojok.

Untuk luasan chick guard sendiri, peternak dapat menyesuaikannya dengan populasi DOC yang akan dipelihara. Hendaknya kepadatan DOC dalam satu luasan chick guard tidak terlalu banyak atau maksimal 1.500 ekor, agar operator kandang lebih optimal dalam memantau kondisi anak ayam. Untuk menghitung satu luasan chick guard, peternak bisa menggunakan patokan nilai kepadatan DOC di masa brooding, yaitu 50 – 60 ekor/m2.

Contohnya, kita ingin membuat chick guard berisi 1.000 ekor DOC dengan kepadatan 50 ekor/m2, maka luas chick guard adalah:


= Populasi per chick guard/kepadatan


= 1.000/50 = 20 m2


Jika luas chick guard sudah diketahui, selanjutnya kita perlu menghitung diameter chick guard yang akan kita buat, yaitu dengan rumus:

Luas chick guard (kita umpamakan chick guard akan dibuat bentuk lingkaran)


= µ x r2, di mana: µ = 3,14; r = jari-jari lingkaran;


Jadi, jika luas lingkaran chick guard = 20 m2, maka:


r2= 20 m2/3,14


r = 2,5 m


diameter (d) = 2 x r = 2 x 2,5 = 5 m


Kesimpulannya: untuk 1000 ekor DOC dengan kepadatan ideal 50 m2, maka chick guard dibuat berbentuk lingkaran dengan luas 20 m2 dan diameter 5 m.

2. Nutrisi tercukupi baik kualitas maupun kuantitas

Pada masa kritis, prinsipnya semakin cepat anak ayam mengonsumsi ransum, maka semakin cepat pula organ-organ pencernaan, sistem kekebalan, sistem thermoregulasi, dan kerangka tubuh anak ayam berkembang, sehingga standar berat badan pun cepat tercapai. Panda et al., (2006) melaporkan bahwa anak ayam yang tidak diberi ransum dan air minum dalam kurun waktu 48 jam setelah menetas, bisa turun berat badannya sebesar 7,8% dari berat awal. 

Penelitian lain juga melaporkan bahwa pemberian ransum yang lebih cepat pada anak ayam akan meningkatkan persentase daging dada yang dihasilkan hingga 7–9% jika dibandingkan dengan anak ayam yang tidak segera diberi makan.

Langkah - langkah , saat DOC tiba:

* Berikan air gula 2-5% (20-50 gram dalam 1 liter air minum) segera setelah DOC dilepas dalam kandang brooding untuk mengganti energi yang hilang saat perjalanan.

* Bersamaan dengan pemberian air minum, berikan ransum sedikit demi sedikit ke dalam tempat ransum. Daya tampung tembolok DOC yang terbatas dan terjaganya kesegaran ransum (nafsu makan tinggi, red) adalah alasan ransum harus diberikan sedikit-sedikit. Keuntungan lain yaitu peter-nak bisa sekaligus mengontrol kondisi ayam.

* Tempat ransum dan minum harus disediakan sesuai dengan jumlah anak ayam. Distribusinya pun harus merata agar semua anak ayam bisa makan bersama-sama. Tempat ransum dan minum yang digunakan sebaiknya juga didesain khusus untuk anak ayam.

3. Udara bersih cukup

Ketersediaan udara bersih sangat penting karena salah satu komponen udara adalah gas oksigen, yang berperan besar dalam proses metabolisme anak ayam. Jika oksigen di dalam kandang kurang, maka kesehatan anak ayam akan terganggu. Apalagi jika di dalam kandang banyak gas-gas berbahaya seperti amonia dan CO2. Contohnya saja amonia, konsentrasi amonia yang berlebih di dalam kandang dapat menyebabkan rusaknya silia (bulu getar) pada hidung ayam. Kadar gas amonia yang dapat ditolelir ayam adalah

Untuk menciptakan udara bersih, lakukan pengaturan buka tutup tirai kandang. Namun pengaturan ini harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan terutama suhu dan kecepatan angin di sekitar kandang. Pada musim hujan dan cuaca sangat dingin, pasang tirai tambahan (tirai rangkap/tirai dalam) untuk melindungi anak ayam selama masa brooding.

Jangan pernah menutup kandang brooding seluruhnya tanpa celah sedikit pun. Hal itu bisa menyebabkan kandungan O2 berkurang dan gas beracun seperti CO2 serta amonia meningkat. Akibatnya sistem pernapasan ayam akan terganggu. Tetap sediakan celah ventilasi pada dinding kandang bagian atas dengan lebar cm.

Selain pengaturan tirai, kecukupan udara bersih dapat diciptakan dengan mengatur kepadatan kandang. Kandang yang terlalu padat dapat menyebabkan suhu di dalam chick guard lebih panas, sehingga konsumsi air minum meningkat dan feses menjadi basah sehingga gas amonia meningkat.

Agar populasi anak ayam tidak terlalu padat, maka lakukan pelebaran chick guard. Pelebaran chick guard biasanya dimulai pada umur 3-4 hari, selanjutnya setiap 3 hari sekali, dan pada umur 14 hari ayam sudah menempati seluruh kandang (chick guard dilepas). Namun, mengingat ayam broiler sekarang cepat tumbuh besar, maka waktu pelebaran chick guard bisa disesuaikan dengan kondisi lingkungan (lihat Skema 1). Jangan lupa setiap pelebaran chick guard, tambah tempat ransum dan minum ayam.

4. Manajemen kesehatan terjaga

Untuk menjaga agar anak ayam dalam kondisi sehat, lakukan:

* Program vaksinasi sesuai kondisi daerah.

Tujuan vaksinasi adalah menggertak pembentukan kekebalan/antibodi dari dalam tubuh untuk mencegah adanya infeksi penyakit. Vaksin yang wajib diberikan untuk ayam broiler yaitu vaksin ND, IB, Gumboro, dan AI.

* Program medikasi atau pemberian obat dan vitamin Selain vaksinasi, peternak juga bisa melakukan cleaning program (pencegahan), yaitu memberikan antibiotik spektrum luas untuk mencegah infeksi penyakit sebelum bibit penyakit masuk ke dalam tubuh ayam. Cleaning program biasanya dilakukan jika ada serangan penyakit pada periode sebelumnya. 

Contoh antibiotik yang diberikan yaitu Proxan-S, Doctril, Collimezyn (dapat disesuaikan dengan jenis penyakit yang sebelumnya menyerang). Selain itu, berikan terapi supportif untuk menjaga stamina atau membantu pertumbuhan anak ayam dengan memberikan vitamin seperti Vita Stress (sebelum dan sesudah vaksinasi atau saat cuaca panas), Neobro/Solvit/Strong N Fit (untuk membantu mempercepat pertumbuhan ayam).


* Biosekuriti secara ketat Kegiatan biosekuriti bukan hanya penyemprotan desinfektan saja, namun meliputi pengendalian tamu asing/hewan liar masuk ke lingkungan kandang. Selain itu juga, di lingkungan kandang tidak boleh dipelihara ternak lain seperti itik, ayam kampung, burung, dll. Pengendalian lalu lintas sapronak (sarana produksi ternak) seperti peralatan kandang, bibit, ransum, dll juga perlu dilakukan karena sapronak bisa berperan sebagai vektor (pembawa) bibit penyakit. 

Yang tak kalah penting lagi adalah pengaturan jadwal kunjungan operator/PPL yang membawahi beberapa kandang, di mana saat kunjungan harus diawali dari ayam berumur muda ke ayam tua atau ayam sehat ke ayam sakit. 

Jika sebelumnya berkunjung ke ayam sakit, maka operator/PPL tidak boleh berkunjung ke kandang ayam sehat. Hal ini karena operator pun bisa berperan sebagai pembawa penyakit. Kegiatan biosekuriti yang terakhir adalah sanitasi dan desinfeksi yaitu memastikan tempat ransum dan minum rutin dicuci dan didesinfeksi menggunakan desinfektan seperti Zaldes, Medisep atau Neo Antisep. 

Serta desinfeksi mobil tamu, tamu yang berkunjung ke farm, dan kandang isi terutama saat terjadi wabah penyakit. Desinfeksi ini akan meminimalkan jumlah bibit penyakit di lingkungan kandang.

5. Cek dan re-cek kondisi ternak

Pengecekan dapat dilakukan 2-3 jam setelah pemberian ransum pertama melalui perabaan tembolok dan kaki anak ayam. Anak ayam dikatakan nyaman jika minimal 75% dari sampel anak ayam saat diraba temboloknya terasa penuh, kenyal dan lunak, serta saat kaki disentuh terasa hangat. Hal itu mencerminkan kecukupan nutrisi baik ransum maupun air minum, pemanas, litter, dan sirkulasi udara.

Selain dengan mengecek anak ayam secara langsung, peternak juga bisa melihat data recording (catatan produksi). Dengan melihat recording, peternak bisa mengetahui hasil kerja dan membantu analisa jika terjadi masalah. Namun sayangnya belum semua peternak ayam broiler disiplin dalam mengisi recording.

Sama halnya seperti bayi yang masih kecil dan perlu dirawat dengan baik agar dapat tumbuh optimal, begitu pun anak ayam, terutama pada masa kritis di umur 2 minggu pertama. Kita tahu bahwa masa kritis merupakan masa penentuan hasil akhir. Dan masa ini dapat dilewati jika manajemen pemeliharaan dilakukan dengan baik. Semoga bermanfaat.


I Made Sanuanca Feres
Saya Adalah Part Time Blogger. Saya Bekerja di Peternakan Ayam Broiler dan Saya Juga seorang trader di Forex dan Juga Crypto.

Related Posts

Posting Komentar