Cara Berternak Babi dari awal hingga menghasilkan

Olahan daging babi rasanya selalu menggiurkan untuk dijajal. Kelembutan tekstur daging dipadukan dengan lemak juicy dan terkadang disajikan dalam bentuk panggang sehingga kulit luarnya menjadi krispi, terdengar sangat lezat! Sayangnya, meski penggemar daging ternak ini cukup banyak, jumlah usaha budidaya babi di Indonesia jauh merosot. Salah satu penyebab kemerosotan jumlah itu ialah kesalahan peternak dalam mengaplikasikan cara ternak babi. Lalu bagaimana solusinya?

Prospek Usaha Budidaya Babi



Saat ini, populasi daging babi di pasaran semakin langka. Jikapun tersedia, harga jualnya sangat mahal. Hal tersebut terjadi dikarenakan terdesaknya lahan peternakan oleh pemukiman penduduk. Ditambah lagi dengan mayoritas penduduk Indonesia merupakan seorang muslim yang notabene mengharamkan daging babi.

Diwartakan dari salah satu sumber terpercaya, Marjuni yang merupakan peternak genjik (anak babi usia 2 bulan) asal Kulon Progo, Yogyakarta, berpendapat jika harga daging babi ke depannya akan semakin meningkat disebabkan sulitnya mendirikan peternakan hewan ini. Padahal, permintaan akan daging babi bagi warga non muslim semakin meningkat.

Ibukota Jakarta sudah menjadi pangsa pasar terbesar atas komoditas daging ini. Kemudian diikuti oleh kota Bandung dan disusul Bali. Meski mayoritas masyarakat di Bali menganut ajaran Hindu, namun konsumsi babi di sana lebih dikhususkan untuk turis asing yang mampir.

Diketahui, walau sudah cukup lama berkecimpung dalam dunia usaha ternak genjik , Marjuni hanya mampu memenuhi permintaan genjik sebanyak 50 ekor saja dalam setiap bulannya. Padahal, permintaan dari peternakan penggemukan babi sudah mencapai 100 ekor per bulannya. Dan itu hanya dihitung untuk 1 peternak saja.

Kunci sukses dalam budidaya daging babi ialah kandangnya. Dimana kandang harus memenuhi 3 syarat utama, yakni memiliki pasokan air melimpah, jauh dari pemukiman penduduk, dan berada di kawasan kondusif.

Ketika babi menginjak usia 6 bulan, artinya mereka sudah siap untuk dikawinkan. Sekitar 4 bulan setelahnya, babi dapat beranak pinak hingga 14 ekor. Namun, yang akan bertahan hidup sampai umur 2 bulan dimungkinkan hanya sebanyak 8 ekor saja.

Indukan babi dapat diberi makan secara semi modern, yakni dengan mencampurkan ampas tahu, sedikit konsentrat, dan bekatul. Frekuensi pemberian pakan adalah 2 kali sehari. Biasanya, dalam sekali makan, peternak perlu menyediakan sekitar 20 kg pakan basah.

Sedangkan untuk genjik, selain minum susu induknya, boleh diberi pakan konsentrat B51 dengan protein tinggi agar pertumbuhannya berjalan cepat.

Saat menginjak usia 6 bulan, bobot babi diperkirakan akan mencapai 90 kg. Biasanya, harga jual babi per kilo di pasaran adalah Rp 15.000. Dari harga itu, peternak penggemukan diestimasikan memperoleh keuntungan sebesar Rp 700.000 per ekornya. Dengan rincian pembelian bibit genjik senilai Rp 250.000 dan pakan Rp 400.000, sementara harga jualnya mencapai Rp 1.350.000 per ekor.

Menilik dari fenomena tersebut, peluang usaha ternak babi sangatlah menjanjikan untuk dicoba. Terlebih dengan kebutuhan pasar yang diprediksikan terus melonjak hingga beberapa tahun kedepan.

Cara Ternak Babi Dengan Benar

1. Memilih Bibit Babi

Secara umum, bibit babi dibagi ke dalam beberapa macam berdasarkan kriteria dan bentuknya. Untuk itu, pastikan untuk menyesuaikan jenis bibit yang sesuai dengan kemampuan peternak dalam memeliharanya. Mengingat tiap-tiap jenis babi membutuhkan perlakuan yang berbeda.

Baca juga : Cara memilih bibit babi untuk ternak

Sebagian besar jenis babi yang diternakkan di Indonesia adalah babi bali. Ini karena jenis ini mempunyai pertumbuhan yang tergolong cepat dan bobotnya yang mampu mencapai ratusan kilo per ekornya. Akan tetapi, babi bali terkadang kurang diminati untuk dibudidayakan lantaran harga jualnya yang agak kurang dibanding dengan jenis babi kampung.

Selain itu, daging babi bali cenderung terasa hambar. Tapi kembali lagi, semuanya disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing daerah, bagaimana permintaan pasar bereaksi pada satu jenis babi tersebut.

2. Persiapan Kandang

Peternak hendaknya membangun kandang babi yang jauh dari pemukiman warga dan dekat dengan sumber air. Pada dasarnya, kotoran babi yang bercampur dengan urin akan menimbulkan bau yang sangat menyengat. Jika kandang dibiarkan jorok, bahkan untuk waktu singkat, dimungkinkan akan timbul masalah polusi udara.

Kandang babi boleh dibangun dengan material kayu maupun beton. Apabila modal peternak cukup memadai, sebaiknya pilihlah penggunaan beton. Usahakan untuk membuat irigasi khusus yang difungsikan untuk membuang kotoran dengan air.

Dengan acuan 2 ekor babi per kandangnya, peternak dapat membangun kandang dengan panjang sekitar 3 meter dan lebar 2 sampai 2,5 meter. Pembuatan kandang kecil ditujukan agar babi tidak membuat terlalu banyak gerakan yang menguras energinya.

Peternak disarankan untuk membuat kandang di bawah pohon rimbun, tujuannya ialah mengurangi terik matahari di siang hari. Perlu diketahui, babi yang merasa kepanasan akan gelisah dan terus ‘berteriak’.

3. Pemberian Pakan

Saat ini, jenis pakan yang bisa mempercepat proses pembesaran babi sudah cukup bervariasi. Sebagian besar peternak memilih untuk memanfaatkan dedak ampas tahu atau sisa penggilingan padi sebagai makanan pokoknya.

Sementara untuk pakan campurannya, peternak bisa memberikan sayuran layu yang bisa didapat dengan harga murah di pasar tradisional. Atau bisa juga dengan menggunakan sampah ayam dan ikan sebagai alternatifnya. 

Sebut saja kuku ayam, jengger, atau bagian lainnya yang tidak dikonsumsi manusia dan biasanya dibuang begitu saja. Pada tahap ini, peternak bisa meminta penjual untuk mengumpulkan sampah tersebut dan memberikannya dengan harga miring sebagai tanda jadi.

Sayuran layu, perut ikan, dan sampah ayam tadi bisa dimasak menjadi satu. Berikan garam sebagai perasa makanan mereka, jika sudah masak campurkan dengan dedak padi atau ampas tahu tadi. Berikan campuran pakan tadi di kandang babi setiap pagi dan sore. Tak perlu 3 kali sehari, asalkan porsi yang diberikan dalam kadar cukup, proses pembesaran babi pun bisa berjalan dengan cepat.

4. Pengawasan

Meski babi masuk dalam jenis ternak yang tidak membutuhkan banyak perhatian dari peternak, namun pengawasan dari pemilik tetap dibutuhkan. Lihat apakah babi memiliki masalah pada kesehatannya atau tidak, pun dengan keaktifan dan nafsu makannya. Jika diindikasi terdapat penyakit pada salah satu babi, pisahkan hewan ternak tersebut dan upayakan penyembuhannya. Jangan sampai penyakit tersebut menular pada babi-babi lain di dalam kandang.

Penyakit Pada Babi

Salah satu penyakit yang banyak dijadikan musuh oleh para peternak babi ialah cacingan. Babi sendiri terkenal sebagai hewan yang kerap terkena cacingan. Oleh karena itu, pastikan untuk memberikan hewan peliharaan tersebut dengan obat cacing berkualitas secara rutin. Obat cacing bisa diberikan setiap 2 bulan sekali.

Itulah beberapa langkah dalam prosedur cara ternak babi yang bisa diterapkan. Karena cukup mudah untuk dilakukan, tidak memakan banyak biaya, dan memiliki prospek yang bagus, peternak bisa menjadikan usaha ini sebagai bisnis utama untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah di rumah.

I Made Sanuanca Feres
Saya Adalah Part Time Blogger. Saya Bekerja di Peternakan Ayam Broiler dan Saya Juga seorang trader di Forex dan Juga Crypto.

Related Posts

Posting Komentar